Selasa, 11 November 2014

MUKADDIMAH

Posted by Unknown On 05.13 | No comments





Kesejahteraan sosial sebagai harapan dan impian masyarakat khususnya masyarakat miskin, telah menjadi banyangan yang tak dapat digapai. Kebahagiaan hidup dalam menjalani kehiudapan sehari-hari harus terenggut oleh ketidakberdayaan mereka dalam memenuhi standar hidup yang ditetapkan oleh PBB maupun standar hidup yang ada di Indonesia. Proses hidup mereka yang seharunya lebih baik, dilalui dipersimpangan jalan, pembuangan sampah, jalanan, dan tepat-tempat lain yang mereka anggap sebagai tempat Tuhan menitipkan rezeki bagi mereka. Keadaan ini menjadi miris terlihat, karena selain wajah Indonesia secara umum dan Lombok secara khusus  terlihat lusuh, keadaan ini juga akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan generasi emas yang diharapkan sebagai penerus bangsa. Yang mana dalam permasalahan ini berakar pada struktur keluarga, dengan kata lain, keluarga adalah miniatur terkecil dalam sebuah negara yang harus dibangun sesuai dengan semangat kerja keras dan berkarakter.


Dalam tatanan keluarga, keluarga sebagai bagian integral dari masyarakat Indonesia memiliki kedudukan dan posisi yang strategis bagi pertumbuhan perkembangan dan kelangsungan hidup masyarakat dan bangsanya, kedudukan keluarga dalam kehidupan bermasyarakat ditempatkan sebagai ujung tombak di tingkat dasar dalam struktur kebangsaan. Sebagai ujung tombak masyarakat, keluarga memiliki tanggungjawab sebagai pembentuk karakter bagi calon pemimpin masa depan, pengemban tongkat estafet amanat perjuangan bangsa untuk mencapai masyarakat Indonesia yang hidup dalam keadilan dan kesejahteraan sebagaimana yang tersirat pada Pancasila dan UUD 1945.


Namun pada kenyataannya berbagai persoalan muncul dipermukaan, mulai dari pernikahan dini, kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual sampai pada tataran yang unik dan selalu menarik untuk dikaji, yakni perceraian, keberadaan janda-janda menjadi simbol kekerasan simbolik terhadap kaum perempuan. Permasalahan tersebut lambat laun semakin meresahkan jika tidak ditanggulangi sejak dini, baik dari kalangan pemangku kebijakan tertinggi hingga pemangku kebijakan paling bawah, dan stockholder yang responsif terhadap permasalahan tersebut. Tentu saja semua ini tidak akan mudah terlaksana tanpa ada doktrin “KESADARAN” terhadap masyarakat pada umumnya dan dalam tataran keluarga pada khususnya.


Dengan berlandaskan gambaran ini, berugaq institute sebagai lembaga yang dijalankan oleh para pemuda yang responsif terhadap permasalahan sosial (pendidikan, kesehatan, ekonomi, kemiskinan dan lainnya) ingin mengantarkan masyarakat miskin kearah yang lebih baik, melalui pengembangan sumber daya manusia, penelitian sosial dalam menemukan titik merah dari permasalahan tersebut, menganalisis segala permasalahan yang ada, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat guna melaksanakan amanah sebagai hubungan sosial (hablum minannas), serta melakukan aksi gerakan anti kemiskinan dalam menunjang kesejahteraan sosial sebagai bentuk nilai-nilai solidaritas mekanis yang tertanam dalam jiwa masyarakat sasak selama ini.


Oleh karena itu, harapan mulia berugaq institute ini yang telah ditanamkan kepada pengurus berugaq institute dan sebagai amanah yang harus dijalankan dan diwujudkan kedalam aplikasi nyata, dengan berbekal ilmu pengetahuan, cinta, kasih sayang, rasa persaudaraan, keikhlasan, dan pengabdian serta kesadaran secara emosional tanpa syarat.



Tertanda:

Direktur Berugaq Institute                                    Sekretaris Direktur





Salimudin. S.Thi                                                        Syukur. S.Sos.I


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Populer Post Berugaq Institute

SELAMAT DATANG DI BLOG BERUGAQ INSTITUTE "SELAMAT MENIKMATI DAN TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG" KARENA KUNJUNGAN ANDA SANGAT BERHARGA

Fanspage Berugaq Institute

Pengunjung BI Online


Get this