Rabu, 22 Oktober 2014

Agama dan Modernisasi

Posted by Unknown On 07.38 | No comments





(Telaah Islam di Lombok dalam Tantangan Modernisme)
Oleh: Irawan


A.    Latar Belakang
Globalisasi “modernsasi” telah merambat keberbagai kalangan, tidak hanya pada dataran massyarakat kota namun juga sudah masuk kepada pelosok kehidupan, yang mengakibatkan nilai-nilai tradisi semakin terkikis, sosial kemasyarakatan yang kolektif semakin kacau sehingga konsekuensinya merubah tatanan masyarakat tersebut menjadi individualis, tidak hanya pada dataran tradisi dan sosial namun Agama juga terpengaruhi oleh dampak dari Modernisasi tersebut.[1] Mungkinkah Globalisasi atau Modrisasi dapat berjalan dengan satu jalur dalam konteks agama dengan modernisasi dalam konteks masyarakat Lombok?

Masuknya Islam di Pulau Lombok hampir bersamaan dengan masuknya Islam ke Sulawesi dan sekitaranya. Walaupun demikian, menurut catatan sejarah, masuknya islam ke pulau Lombok yaitu pada abad ke-20.[2], disinilah Agama Islam sudah menjadi identitas bagi masyarakat lombok, selogan seribu Masjid merupakan bukti besarnya agama islam sebagai agama yang mayoritas.

B.     Rumusan Masalah
Namun melihat realitas morenisasi saat ini yang menjadi cita-cita pemerintah dan masyarakat Lombok, mungkinkah  Lombok yang dikenal sebagai masyarakat mayoritas  Islam masih sampai sekarang? Dan apakah Islam hanya sebagai syimbol saja?
C.    Analisis
Agama dan modernisasi sudah menjadi isu besar bagi para tokoh islam, apakah hal itu dapat digandengkan? Melihat masing-masing misi antara Agama dan Modrenisasi  memiliki suatu perbedaan yang sangat jelas. Agama dalam relitas sosial oleh Peter L. Berger menyebutnya sebagai entitas keramat yang dapat melingkupi segalanya yaitu sebagi kosmos yang mampu melindungi dan memepertahankan dirinya dihadapan kekacauan yang selalu menghadanganya.[3] Agama memberikan solusi moral dan etika, disatu sisi modrnisasi memberikan kemajuan tehnologi dan pemikiran. Sehingga antara agama dengan moderisasi bukan merupakan satu kesatuan sisi namun berbelahan sisi.

Melihat konteks masyarakat Lombok saat ini yang lagi merintis Moderisasi yang terinspirasi dari perubahan desain tata kota yang modern, sepertinya banyaknya Hotel, Mini Market, Bandara Internasional, dan juga Mall yang semakin marak tentu  memeberikan imbas pada pemikiran masayarakat yang serba Modern dan menambah gensi sosial yang tinggi. Pada akhirnya masyarakat akan menyampingkan hal-hal yang berbau Agama. Agama bukan memjadi misi utama masyarakat akan tetapi modernisasi adalah misi utamanya. Terlihat bagaimana masyarakat Lombok sudah mulai prural dalam memilih dimana anaknya akan meneruskan studi yang bukan lagi menghiraukan konsep moral akan tetapi lebih kepada respon terhadap tuntutan zaman. Agama hanya sebatas symbol saja. Adanya Islamic Center merupakan suatu bentuk dari skularisasi antara Agama dengan Modernisasi. Maysarakat akhirnya menilai bahwa manusia yang tinggi derajatnya ialah yang berada, mempunyai uang, fasilitas hidup yang mewah, yang semuanya diukur dari ekonomi dan kecerdasan, dan bukan lagi melihat tingkat keimanan seseorang dan kesalehannya sebagai sesuatau yang tinggi.

 dengan kemajuan masyarakat Lombok yang serta modrnis Agama Islam seharusnya menjadi realitas sosial yang dapat menjawab persoalan yang ada pada masyarakat Lombok  dan bukan hanya sebagai agama suci semata oleh Peter L. Berger menyebutnya sebagai (sacred canopy).[4]  Untuk menjawab realitas agama dan moderisasi maka  Pertama agama dapat menyesuaikan diri dengan konteksnya melebur dalam keadaan yang artinya memerlukan sistem baru dalam mentransformasikan agama ada masyarakat tentu menentukan para dakwah yang revosioner. Kedua merubah system pemikiran masyarakat yang tadinya agama Islam hanya ada pada sesuatu yang transenden namun juga mempunyai garis horizontal yang dapat menyentuh kemanusiaan (humanisme). Ketiga merubah penampilan agama Islam kepada sesuatu yang culture dan dialogis (kesalehan modernis), artinya agama memepunyai nilai apresiatif terhadap kehidupan masyarakat. Dengan tawaran diatas masyarakat Lombok dengan tantangan zamannaya akan selalu bergandengan dengan agamanya, karena setiap Agama tidak pernah memaksa ataupun mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan penganutnya


[1]Machasin, Islam Dinamis Islam Harnonis, , (Yogyakarta: Lkis. 2011),  hlm. 79

[2]Bibit Suprapto, Ensiklopedi Ulama Nusantara. (Jakarta: Gelegar Media Indonesia,2009), hlm. 845.

                      [3] Zuly Qodir, Agama Dalam Bayang-Banyang Kekuasaan, (Yogyakarta: Dian Interfidei, 2001) hlm. 97
                      [4] Zuly Qodir, Agama Dalam Bayang-Banyang Kekuasaan, hlm 100
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Populer Post Berugaq Institute

SELAMAT DATANG DI BLOG BERUGAQ INSTITUTE "SELAMAT MENIKMATI DAN TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG" KARENA KUNJUNGAN ANDA SANGAT BERHARGA

Fanspage Berugaq Institute

Pengunjung BI Online


Get this